Selasa, 14 Oktober 2008

MENINGKATKAN KUALITAS GURU BAHASA INDONESIA DENGAN MENGEMBANGKAN KECERDASAN GANDA

Berbagai sinyalemen, dugaan, dan fakta menyatakan
bahwa mutu pendidikan dan pembelajaran di Indonesia rendah, bahkan
sangat rendah. Hasil survai Political and Economic Rick Consultancy
(PERC) yang berpusat di Hongkong menunjukkan bahwa di antara 12 negara
yang disurvai, sistem dan mutu pendidikan Indonesia menempati urutan 12
di bawah Vietnam (Tim BBE, 2001)
Salah satu indikasi dapat dilihat dari nilai rata-rata UAN selama
sepuluh tahun terakhir juga menunjukkan bahwa prestasi belajar
siswa-siswa Indonesia tergolong rendah.
Kondisi objektif di lapangan memang menunjukkan
tanda-tanda masih kurang atau rendahnya profesional, antara lain:
(1) Masih banyak guru bahasa Indonesia yang bertugas di SD/MI maupun di
SMP/MTs dan SMA/MA yang tidak berlatar pendidikan sesuai dengan
ketentuan dan bidang studi yang dibinanya. 2) Masih banyak guru yang memiliki kompetensi keilmuan dan profesionalitas rendah

dan memprihatinkan;
(3) Masih banyak guru yang kurang terpacu dan termotivasi untuk
memberdayakan diri, mengembangkan profesionalitas diri dan
memuthakirkan pengetahuan mereka secara terus menerus- menerus dan
berkelanjutan meskipun cukup banyak guru Indonesia yang sangat rajin
mengikuti program pendidikan.
(4) Masih banyak guru yang kurang terpacu, terdorong dan tergerak
secara pribadi untuk mengembangkan profesi mereka sebagai guru.
Para guru umumnya masih kurang mampu menulis karya ilmiah bidang
pembelajaran, menemukan teknologi sederhana dan tepat guna bidang,
membuat alat peraga pembelajaran, dan atau menciptakan karya seni.
(5) Hanya sedikit guru Indonesia yang secara sungguh-sungguh, penuh
kesadaran diri dan kontinu menjalin kesejawatan dan mengikuti
pertemuan–pertemuan untuk mengembangkan profesi . Kelima hal di atas
setidak-tidaknya merupakan bukti pendukung bahwa mutu profesionalitas
guru di Indonesia masih rendah.
Kecerdasan Ganda (Multiple Intelligences) Salah satu
usaha yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas guru bahasa
Indonesia adalah dengan cara mengembangkan kecerdasan ganda yang telah
dicetuskan Howard Gardner.
Gardner mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan memecahkan
persoalan dan menghasilkan produk baru dalam suatu latar yang
bermacam-macam dan dalam situasi yang nyata (1983;1993).
Suatu kemampuan dapat disebut intelegensi bila menunjukkan suatu
kemahiran dan keterampilan seseorang untuk memecahkan persoalan dan
kesulitan yang ditemukan dalam hidupnya.
Salah satu tanda tingkah laku intelegensi manusia
adalah kemampuan untuk menggunakan simbol dalam hidup Misalnya
intelegensi linguistik dengan bahasa fonetik, intelegensi
matematis-logis dengan bahasa komputer, intelegensi visual dengan
bahasa ideografik, intelegensi kinestik-badani dengan bahasa tanda,
intelegensi musikal dengan sistem notasi musik, intelegensi
interpersonal dengan bahasa wajah dan isyarat, dan intelegensi
intrapersonal dengan simbol diri.
Hal itu sesuai dengan UU Guru dan Dosen Bab IV Pasal 8
yang menyatakan bahwa “Guru wajib memiliki kualifikasi akadmik,
kompetensi, sertifikat pendidikan, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.
Parameter profesi bagi seorang guru yang sesuai dengan
Undang-Undang Guru dan Dosen Nomor 14 Tahun 2005 adalah guru wajib
memiliki loyalitas dan dedikasi, kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, tanggung jawab, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Untuk dapat menjadi pendidik yang profesional dan mewujudkan tujuan
pendidikan nasional, guru perlu mengembangkan kecerdasan ganda sebagai
bekal untuk mengabdikan diri dalam dunia pendidikan
Secara ideal guru bahasa Indonesia adalah orang yang memiliki
kecerdasan linguistik, yaitu kecerdasan yang berkaitan dengan kemampuan
berbahasa baik secara lisan maupun secara tulis.
Seorang guru disarankan harus dapat mengetahui semua
latar belakang kecerdasan yang dimiliki anak didik, mengembangkan model
mengajar dengan berbagai kecerdasan (bukan hanya dengan kecerdasan yang
menonjol pada diri guru), dalam mengevaluasi kemajuan siswa, guru perlu
menggunakan berbagai model yang cocok dengan kecerdasan ganda.
Agar dapat melaksanakan tugas-tugas di atas dengan baik dan
profesional, guru bahasa Indonesia dapat melakukan pengembangan
kecerdasan ganda, misalnya dengan melakukan aktivitas yang mencirikan
berbagai jenis kecerdasan yang dimiliki oleh setiap orang.
Aktivitas tersebut dapat memungkinkan setiap kecerdasan yang dimiliki
guru dapat berkembang sehingga dalam pembelajaran semakin menarik dan
penuh daya pesona bagi anak didik.
Penguasaan berbagai metode pembelajaran dapat
menempatkan guru bahasa Indonsia berfungsi sebagai pendidik, pengajar,
pembimbing, pelatih, penasihat, pemba- haru, model dan teladan,
pribadi, peneliti, pendorong kreativitas, pembangkit pandangan, pekerja
rutin, pembawa cerita, pemindah kemah, aktor, emansipator, evaluator,
pengawet, dan kulminator sehingga anak didik dapat berhasil secara
optimal (Mulyasa, 2005). Guru bahasa Indonesia
yang ideal itulah, yang dapat menjalankan tugasnya membawa pan-dangan
dan pikiran baru yang lebih komprehensif, akomodatif dan humanistis
serta menyegarkan sekaligus menantang dalam pembelajaran bahasa
Indonesia.

Tidak ada komentar: