Jumat, 23 Oktober 2009

SELAMAT BEKERJA BAPAK MENTERI !


Hari ini 22 Oktober 2009, Presiden Susilo Bambang Yudhono melantik para menteri pada Kabinet Indonesia II untuk masa jabatan tahun 2009 – 2014. Harapan baru mengembang di kalangan insan pendidikan di Indonesia, dengan terpilihnya Bapak Mohammad Nuh sebagai Mendiknas.
Dalam Koran Kompas, Rabu, 21 Oktober 2009 Pak Menteri yang baru menegaskan dirinya akan menargetkan perbaikan infrastruktur sekolah pada 100 hari pertama. "Pada 100 hari pertama saya menjabat saya akan memulai perbaikan sekolah rusak atau bocor,"
Ia menjelaskan, selain perbaikan sekolah rusak di masa 100 hari pertama menjabat dirinya akan melakukan sejumlah hal. Yang pertama adalah melanjutkan program pendidikan tahun 2009 yang belum tuntas dan sudah ditetapkan pada pemerintahan menteri sebelumnya.
Masyarakat pendidikan merespon baik terhadap terpilihnya Bapak Mohammad Nuh. Lebih dari itu, semua mengharapkan Menteri Pendidikan Nasional yang baru dapat melaksanakan tugas dengan kinerja lebih baik daripada Menteri Pendidikan sebelumnya.
Mohammad Nuh dilahirkan di Surabaya pada tanggal 17 Juni 1959 menjadi pribadi yang sederhana yang terlahir dari keluarga yang Religius, Ayahnya H. Muhammad Nabhani merupakan pendiri Pondok Pesantren Gununganyar Surabaya. Beliau menikah dengan drg. Layly Rahmawati, dan dikaruniai seorang puteri bernama Rachma Rizqina Mardhotillah
Ia menyelesaikan studi di Jurusan Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya pada tahun 1983 dengan prestasi yang baik. Tahun 1984, beliau menjadi Dosen Teknik Elektro di kampus almamaternya. Langkah awal beliau meniti karier dalam dunia pendidikan. Pendidikan S2 dan S3 ia selesaikan di Universite Science et Technique du Languedoc (USTL) Montpellier, Perancis.
Pada tahun 1997, Mohammad Nuh diangkat menjadi direktur Politeknik Elektronika Negeri Surabaya (PENS) ITS, dan enam tahun kemudian, dikukuhkan sebagai rektor ITS yang dilantik tanggal 15 Februari 2003. Beliau menjadi rektor termuda sepanjang perjalanan sejarah ITS yang menjabat pada usia 42 tahun. Pada tahun yang sama, Mohammad Nuh dikukuhkan sebagai guru besar (profesor) bidang ilmu Digital Control System dengan spesialisasi Sistem Rekayasa Biomedika.
Pada tahun 2003 ia memperoleh penghargaan JICA Special Awards atas keseriusannya menangani bantuan proyek-proyek dari JICA di ITS. Penghargaan itu merupakan penghargaan pertama yang diberikan kepada orang Indonesia.
Di tahun 2006, Muhammad Nuh meraih Award of Highest Honor dari Soka University, Jepang, atas kontribusi dan keterlibatannya dalam mempromosikan pendidikan tinggi, kebudayaan, kemanusiaan dan perdamaian.
Prestasi kerjanya kemudian membuahkan penghargaan dari Presiden sehingga pada tanggal 9 Mei 2007 dinamobatkan sebagai Meteri Komunikasi dan Infromatika. Sejak tanggal 1 Oktober 2009- 22 Oktober 2009 jabatannya merangkap sebagai Menteri Kebudayaan dan Pariwisata ad Interim.
Harapan lebih besar lagi diletakkan dipundaknya sebagai Menteri Pendidikan Nasional. Menyusul pencanangan peningkatan daya saing bangsa yang dicanangkan SBY sebagai salah satu kebijakan strategis untuk meningkatkan daya ekonomi bangsa.
Salah satu komponen strategis untuk mewujudkan harapan tersebut adalah bagaimana meningkatnya mutu output pendidikan. Hiruk pikuk otonomi daerah yang telah menempatkan pendidikan sebagai bidang populis-politis telah mengebelakangkan kepentingan profesionalisme-pedagogis. Kinerja kelulusan siswa menjadi formalitas politis yang berujung di angka-angka yang kehilangan nilai substansial edukatif.
Isu pendidikan gratis kini merontokkan partisipasi masyarakat yang tersapu oleh keangkuhan penguasa seolah-olah sanggup menangani segalanya tanpa perhitungan panjang dan matang. Kondisi ini telah menggerakkan persepsi bahwa sebaiknya pendidikan disentralisasikan kembali.
Selamat bekerja Pak Menteri.
Kepada Bapak Prof. Dr. Bambang Sudibyo kita jua mengucapkan terima kasih atas segenap jasa baiknya memajukan pendidikan Indonesia sehingga dapat mencapai kemajuan sebagaimana yang dapat kita saksikan.

Tidak ada komentar: