Sabtu, 07 Oktober 2017

Menjadi Guru itu susah ya

Tugas Berat Guru Adalah Merumuskan Tujuan Pembelajaran dan Menilai Pencapaian Hasil Belajar Siswa Dalam minggu ini, perangkat pembelajaran yang dibuat guru sudah selesai direvisi dan disusun. saya mencoba mengamati Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah disusun guru sebagai dasar melaksanakan tugas profesinya. Penyusunan maupun revisi terhadap rencana pembelajaran ini telah melalui berbagai proses yang tertuang dalam rencana kerja sekolah. Proses tersebut diharapkan telah memperkaya guru dengan acuan dan model pembelajaran abad 21 khususnya dalam kurikulum 2013. Penulisan perencanaan pembelajaran tentulah dimulai dari penetapan tujuan pembelajaran. Indikator tujuan pembelajaran haruslah berfokus pada satu perilaku, dapat diukur, bisa dicapai siswa, harus nyata atau realistik, dan memperhitungkan waktu. Petimbangan selanjutnya adalah , mengintegrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam pembelajaran. Karakter yang diperkuat terutama 5 karakter, yaitu: religius, nasionalis, mandiri, gotong royong, dan integritas. Selain PPK pada pembelajaran perlu juga diintegrasikan literasi; keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C (Creative, Critical thinking, Communicative, dan Collaborative); dan HOTS (Higher Order Thinking Skill. Hasil pengamatan bahwa semua tujuan pembelajaran telah guru tetapkan, telah mengintegrasikan Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dalam pembelajaran, telah menngintegrasikan literasi; juga telah menuangkan keterampilan abad 21 dengan 4C (Creative, Critical thinking, Communicative, dan Collaborative, dalam rencana pembelajaran. Yang menjadi fokus perhatian berikutnya dalam perencaaan pembelajaran ini adalah penilaian. Kadang penilaian dianggap hal yang tak relevan dengan indikator yang harus diukur atau tak mengukur yang seharusnya diukur. Fakta ini menunjukkan bahwa guru banyak yang belum fokus pada dua sisi penting yang mestinya menjadi perhatian yaitu setelah siswa belajar mereka harus menguasai kompetensi apa saja dan bagaimana cara mengukurnya. Apakah instrumen evaluasi sudah mengukur kemampuan berpikir tingkat tinggi? Seperti berpikir kritis, berpikir logis, reflektif, metakognitif, dan berpikir kreatif. Khusus Kurikulum 2013 juga menuntut materi pembelajarannya sampai metakognitif yang mensyaratkan peserta didik mampu untuk memprediksi, mendesain, dan memperkirakan. Sejalan dengan itu ranah dari HOTS yaitu analisis yang merupakan kemampuan berpikir dalam menspesifikasi aspek-aspek/elemen dari sebuah konteks tertentu; evaluasi merupakan kemampuan berpikir dalam mengambil keputusan berdasarkan fakta/informasi; dan mengkreasi meruapakan kemampuan berpikir dalam membangun gagasan/ide-ide. Kita belum berbicara dengan kompetensi guru dalam mengarahkan pembelajaran untuk mencapai tujuan, mengendalikan kegaitan sesuai sintak yang sistematis, penerapan pendekatan saintifik, model pembelajaran inquiri atau problem solving, belajar dengan mengembangkan pengalaman beraktivitas dan berkarya masih memerlukan sentuhan sistem pembinaan keprofesian yang lebih berdaya. Fakta yang diharapkan terjadi masih belum terlihat sebagai praktik nyata dalam kelas. Belajar dari realita itu, program ke depan yang harus tertuang dalam RKAS adalah fokus meningkatkan kompetensi guru dalam menjawab pertanyaan berikut: - Setelah pembelajaran selesai siswa harus menguasai kompetensi apa? - Bagaimana menilainya? - Bagaimana cara mengajarkannya agar siswa memperoleh pengalaman nyata?

Tidak ada komentar: