Kamis, 08 Februari 2018

Saatnya Berbagai Pengalaman Melalui Buku

Sore ini saya ditelepon seorang teman yang aku kenal sekitar 15 tahun yang lalu.  Hampir aku tidak mengingatnya. Dulu aku mengenalnya saat  Beliau masih seorang penulis pemula dengan karya-karya kecil sama halnya dengan saya. Tapi ternyata sekarang, namanya sudah begitu besar. Sudah menulis buku sebanyak 15 judul yang terdiri dari buku fiksi dan nonfiksi. Wah... ternyata aku sudah ketinggalan jauh dibanding dengannya.
Satu hal yang menarik dari percakapan kami hari ini bahwa dia mengajak saya  mengembangkan bakat menulis dengan menulis buku. “tidak zamannya lagi kita berkutat hanya di cerpen dan tulisan pendek-pendek Pak “ katanya meyakinkanku. Beliau berjanji akan membantu dan memfasilitasi saya untuk menerbitkan buku-buku yang saya tulis.
Mendengar itu, Tiba-tiba saja semangat menulis muncul dalam pikiranku. Paling tidak mulai terpikirkan.  Keiasaan-kebiasaan dahulu muncul dalam pikiranku. Bagaimana dulu tulisan-tulisanku ditolak sampai diberi imbalan oleh media massa. Bagaimana tulisan-tulisan yang awalnya tak bermakna bisa memenangkan beberapa lomba menulis. Semua akan bisa terjadi jika ada kemauan dan waktu memulai sampai mengakhiri.
Setelah 14 tahun terninabobokan dengan rutinitas yang kadang disebut orang pengabdian, Kini keinginan menulis itu kembali bergaung. Apa yang akan saya Tulis? “Tulislah yang dekat denganmu Don!” kata si kawan ketika aku bertanya bodoh sama beliau.
“Pengalaman sebagai guru selama 20 tahun sudah cukup banyak untuk ditulis!” katanya. Secepatnya aku membenarkan ucapannya. Memang,  pengalaman sebagai guru, sebagai orang tua, sebagai warga negara Indoneso menjadi modal yang sangat baik untuk berbagi pengalaman kepada semua orang. Apalagi belakanagan ini saya memiliki catatan harian yang sudah ratusan halaman,  itu tentu bisa dijadikan sebagai modal dasar sekaligus fakta empiris dalam tulisan. Pengalaman-pengalaman inipun harus dibagikan kepada orang lain.
Tekad untuk menulis buku sudah final. Janji sudah diucap. Sekarang saatnya mulai lagi berlatih mengasa potensi yang ada. Memberdayakan segala kemampuan yang ada. Menyiapkan kertas-kertas kosong untuk dipenuhi dengan huruf, kata, dan kalimat yang akan sering dicoret.

Tidak ada komentar: