Senin, 24 Januari 2011

Ketika Cerpen "Nyanyian Terakhir" Menjadi Bahan Ujian Nasional dan Kajian Sastra di Sekolah


Menulis dan berkarya memang tidak sekadar membutuhkan perhatian, yang paling utama adalah perenungan. Saat perhatian sudah bercabang-cabang apalagi terbeban, sulit untuk menulis kreatif bahkan potensi menulis bisa hilang perlahan-lahan.
Hari ini aku iseng melakukan browsing dengan namaku di internet. Aku menemukan salah satu cerpen yang pernah aku tulis telah menjadi pembicaraan hangat bagi orang yang mencintai dunia sastra seperti dalam
ulasan sastra ini, bahkan aku sendiri baru mengetahu bahwa tulisanku telah menjadi obyek dan bahan salah satu Soal Ujian Nasional SMK No. 39 Tahun 2007aku mulai terjaga bahwa apa yang pernah kubuat ternyata bermanfaat untuk orang lain.
Sekejab aku sadar mengapa beberapa tahun ini aku tidak menulis lagi? apa potensi yang kumiliki telah hilang? Lama aku termenung, mengingat jejak langkah dan akhir produktivitasku menulis. Lalu aku temukan jawaban.
Sejak aku terbelenggu dengan tugas-tugas tambahan, ternyata aku terkungkung dalam rutinitas yang tidak menentu. Beban dan pikiran tertuju pada pertanggungjawaban pekerjaan. Lalu lambat laun kreativitas sebagai penulis mulai pudar. Memang waktu boleh diktakan cukup untuk menulis meskipun dengan tugas tambahan yang kuemban saat ini. Tapi harus perlu diingat, bahwa menulis terlebih menghasilkan sebuah karya bermutu harus dengan perenungan sehingga bisa tercipta karya kreatif yang berkualitas
Saat ini aku harus mulai suatu yang baru. Aku harus mengurangi beban tugas tambahan dalam pekerjaanku. Aku tak mau kehilangan potensi yang aku miliki. Saya harus terbebas dari tugas tambahan ini. Aku ingin berkarya kembali demi kehidupan dan kepuasan batin. TULISLAH APA YANG KAU PIKIRKAN, JANGAN PIKIRKAN APA YANG AKAN KAU TULIS

2 komentar:

Anonim mengatakan...

horas bah ketua. Memang sudah lama tak keliatan ketua. Datanglahhhh.
nama Alvindomasih kami tunggu menulis di kolom fiksi kami.

Anonim mengatakan...

Beugh...tugas tambahan? emang lebih berat tugas tambahan dari tugas pokok ya..... Berkaryalah frend. Kami angkatan 92 menunggu karyamu kembali. Ingat Komunitas Jl. Merbau, Ingat veritamu berjudul Jala di Merbabu. hahahah...

Bakti Ginting
KIsaran